Di zaman era globalisasi ini banyak sekali pengguna komputer, baik kamputer rumahan maupun komputer perkantoran yang terinfeksi virus. walaupun komputer kita terinstall antivirus jika tidak di update percuma, database virus tidak menambah sehingga virus-virus terbaru tidak terdeteksi akhirnya komputer kita atau anti virus tidak mengenali atau terdeteksi virus baru tersebut.
Virus sekarang banyak menggunakan teknologi rootkit yaitu teknologi yang memungkinkan virus untuk ditnam dalam level kernel dan menyembunyikan dirinya dari user interface dan scanning antivirus.
Untuk menaklukan rootkit, dibutuhkan antivirus yang mendukung deteksi
rootkit. Tidak sembarang antivirus bisa mendeteksi rootkit. Untuk
mengatasi itu, vendor antivirus membuat aplikasi anti rootkit. Biasanya
aplikasi anti-rootkit buatan vendor melakukan (bahasa simplenya) scan
dua kali untuk mencari berbagai hidden process dan files, dan
membandingkan scanning pertama, kedua, dan Windows yang bersih milik
vendor. Jika terjadi perbedaan, maka bisa dikatakan ada kemungkinan
rootkit.
Mengenal Rootkit lebih dalam Apa itu Rootkit?
Rootkit, bila diterjemahkan Root = akar, dan Kit =
kotak peralatan. Jadi Rootkit adala kotak peralatan yang umumnya berupa
malware yang mengakar (tertanam) dalam sistem operasi untuk memantau
aktivitas yang dilakukan user di belakang secara tersembunyi tanpa
pengetahuan user.
Pengertian Rootkit yang lain adalah malware yang menyusup kedalam sistem
untuk mengambil alih, memantau kerja sistem yang disusupinya.
Pada mulanya Rootkit dibuat untuk mengambil alih sistem yang mengalami
gangguan, namun akhir-akhir ini teknik rootkit dipakai untuk melakukan
tindakan kriminal.
Rootkit memilki tingkat bahaya relatif seperti malware lain (virus,
worm) dan rootkit bisa dibilang cukup berbahaya karena rootkit bisa
mencuri data pada lalulintas jaringan, merekam penekanan tombol keyboard
dan mouse (biasa disebut ‘Keylogging’), mencuri Cookies akun bank untuk
mendapatkan username dan password. Mencuri data ‘confidential’
perusahaan, dan sebagainya. Intinya prinsip dari rootkit adalah
menyusup tanpa diketahui dan disadari oleh user, dan melakukan
aksi-aksinya.
Cara kerja rootkit, akan melakukan aksi-aksi seperti ini :
Sebuah Rootkit akan dapat menyusup ke dalam sistem tanpa disadari. Untuk
bisa menyusup, Biasanya rootkit memanfaatkan kelemahan dari Sistem
Operasi targetnya, atau juga dengan cara mengelabui user dengan
menyertakannya (atau menyamar sebagai) sebuah Patch, Crack, Serial
Generator, bahkan Game sekalipun agar tanpa disadari user telah
menginstalasi Rootkit yang menyamar/menempel.
Bersembunyi merupakan kemampuan handal rootkit, sebuah rootkit bisa bersembunyi dari task manager biasa.
Dalam penyebarannya rootkit umumnya disebarkan melalui teknik social
engineering, menyamar sebagai bagian dari sistem, aplikasi software,
dll. Teknik yang lain adalah melalui Hooking, rootkit dengan metode API
Function Hooking akan meng-inject pada potongan kode Jumper, agar setiap
output yang diberikan kepada pemanggil API function yang ter-inject,
dan juga dapat dimodifikasi untuk menjaga dirinya tetap tersembunyi.
Contoh API Hookingnya: Suatu aplikasi memanggil API FindFirstFile untuk
mendapatkan file pertama dalam direktori. Tapi pada kenyataannya Rootkit
memodifikasi output untuk bersembunyi. Dan aplikasi tak pernah bisa
menemukan file Rootkit. Contoh lain Conficker melakukan Hooking API DNS
untuk memblok website antivirus. Walaupun Conficker bukanlah sepenuhnya
Rootkit, tapi teknik Hooking-nya cukup mewakili
Tidak ada komentar:
Posting Komentar