Tentu saja tidak mudah buat James Wan untuk bisa kembali menakuti penontonnya paska Insidious yang sudah memberikan standar cukup tinggi bagi horor modern, tetapi
bagaimanapun kita masih boleh berharap banyak bahwa karya terbaru bakal
sutradara seri ke tujuh Fast and the Furious,
The Conjuring masih mampu berbicara banyak dalam tugasnya memberikan
sensasi maksimal sebuah sajian horor supranatural, dan kabar gembiranya,
kita masih akan menemukan semua hal-hal menyenangkan yang pernah kamu
dapatkan dalam Insidious sebut saja scoring eerie yang menonjol, keluarga kecil yang ketakukan, Patrick Wilson dan penampakan nenek grandong.
Dan menjadi lebih menakutkan adalah fakta bahwa narasi The Conjuring diadaptasi oleh si kembar Hayes, Chad dan Carey (remake House Of Wax) dari kisah nyata duet penyelidik paranormal terkenal Ed dan Lorraine Warren yang juga pasangan suami istri (di sini diperankan oleh Patrick Wilson dan Vera Farmiga) ketika menginvestigasi kediaman angker milik keluarga Perron yang terletak di pinggiran Rhode Island pada era 70′an.
Jika bisa memasukan semuanya mengapa hanya satu atau dua, ya, kali ini James Wan tidak tanggung-tanggung, jika Insidious hanya bergerak di ranah subgenre haunted house maka Wan menjadi ‘rakus’ di sini dengan memasukan lebih banyak hal-hal mengasyikan yang pernah kamu liat sejak era horor-horor 70′an.
Selain elemen rumah hantu kental yang terlihat seperti kombinasi The Amityville Horror dan Poltergeist ada unsur demonic possession yang berujung exorcism seperti halnya The Exorcist, dan jika kamu melihat koleksi benda-benda angker milik Ed dan lorraine itu sedikit banyak mengingatkan pada serial televisi klasik Friday the 13th: The Series plus sedikit bumbu witchcraft dan kutukan.
Terkadang tak apa menjadi sedikit tamak selama kamu tahu apa yang kamu lakukan, dan Wan jelas tahu bagaimana memblender semua bumbu-bumbu klasik tersebut menjadi sebuah sajian horor lezat dengan sari pati Insidious yang kental bersama scoring menyayat garapan Joseph Bishara dan signature Wan macam creepy doll dan scary grandma yang sudah dibawanya sejak SAW dan Dead Silence.
Kisahnya sendiri mengisahkan tentang Roger Perron (Ron Livingston) beserta istri dan kelima puterinya baru saja pindah ke sebuah rumah tua yang terletak di kawasan terpencil di Harrisville, Rhode Island. Tentu saja mereka berharap akan memulai sebuah hidup baru yang bahagia di rumah tersebut, namun bisa ditebak berbagai kejadian misterius mulai terjadi di rumah tersebut.
Semuanya berawal dari kematian anjing mereka, semua jam dirumah yang berhenti tepat pada pukul 3:07, sampai ditemukannya sebuah gudang bawah tanah tersembunyi. Mereka pun perlahan mulai menyadari bahwa ada makhluk halus yang tinggal di rumah tersebut disaat berbagai teror mulai terjadi dan semakin lama semakin dirasa membahayakan bagi mereka.
Mereka pun memutuskan memanggil jasa Ed Warren (Patrick Wilson) dan Lorraine Warren (Vera Farmiga), sepasang suami istri paranormal yang kemampuannya telah diakui dalam mengungkap berbagai kasus supranatural.
The Conjuring memperlihatkan kematangan seorang James Wan. Dengan sabar ia menuntunmu perlahan menuju mimpi terburukmu. Jika kamu menganggap 5 menit opening scene-nya yang menghadirkan “neneknya” Chucky, Annabel sudah cukup menakutkan, maka bersiaplah untuk sesuatu yang lebih besar lagi di sisa 100 menitnya.
Setelah adegan pembukannya The Conjuring bergerak pelan, memperkenalkan karakter-karkaternya melalui dua cerita terpisah dan memastikan bahwa penontonnya tahu apa siapa Ed dan lorraine dan sesuatu yang jahat sedang terjadi di kediaman keluarga Perron yang malang sampai pada akhirnya semuanya bergabung dalam satu titik.
Wan lihai mengeksekusi segalanya, membuat naskah familiar duo Hayes dan kisah nyatanya menjadi jauh lebih mengerikan secara visual. Beberapa momen menakutkannya mungkin sudah pernah kamu lihat; pintu berderit dan terbuka sendiri, suara-suara misterius sampai bayangan-bayangan hitam mengerikan, tetapi tenang saja, dengan sedikit kreatifitas Wan memodifikasi semuanya.
Ia tahu benar bagaimana mempermainkan imajinasi terliarmu ketika membayangkan hal-hal mengerikan yang tidak bisa kamu lihat. Dengan cerdas ia menarik ulur temponya, tidak mau sampai The Conjuring terjerumus menjadi horor murahan yang hanya mengobral penampakan, termasuk menempatkan semua kengerian itu baik CGI maupun non-CGI pada tempat-tempat yang mungkin tidak kamu duga, dan kemudian BOOOO! Jeritan mengerikan itu akhirnya datang tanpa kamu sadari.
Tetap tabah, karena bagian terbaiknya masih belum datang. Anggap saja 30 menit pertamanya sebagai ‘senam’ jantung, puncaknya ada di sisa durasi ketika Wan mulai mengurangi dramanya, memfokuskan semuanya pada horornya tanpa henti yang menguncang adrenalinmu dan efeknya akan dahsyat buat para penonton berhati lemah.
Menonton The Conjuring itu sama seperti memasuki wahana rumah hantu yang dipenuhi dengan jeritan-jeritan mengerikan dan momen jump-scares, tetapi The Conjuring jelas jauh lebih baik dari wahana manapun yang pernah kamu masuki. Mungkin beberapa viral-nya (misalnya peringatan yang ditempel di depan bioskop, saran membawa pendeta) dan beberapa reaksi penontonnya sedikit berlebihan (dari yang W.O sampai pingsan), tetapi faktanya The Conjuring memang sajian menakutkan, dan James Wan sukses mendaramatisasi kisah nyatanya menjadi sajian horor supranatural seru dan cerdas yang nantinya bakal dikenang cukup lama.
Sumber,
Dan menjadi lebih menakutkan adalah fakta bahwa narasi The Conjuring diadaptasi oleh si kembar Hayes, Chad dan Carey (remake House Of Wax) dari kisah nyata duet penyelidik paranormal terkenal Ed dan Lorraine Warren yang juga pasangan suami istri (di sini diperankan oleh Patrick Wilson dan Vera Farmiga) ketika menginvestigasi kediaman angker milik keluarga Perron yang terletak di pinggiran Rhode Island pada era 70′an.
Jika bisa memasukan semuanya mengapa hanya satu atau dua, ya, kali ini James Wan tidak tanggung-tanggung, jika Insidious hanya bergerak di ranah subgenre haunted house maka Wan menjadi ‘rakus’ di sini dengan memasukan lebih banyak hal-hal mengasyikan yang pernah kamu liat sejak era horor-horor 70′an.
Selain elemen rumah hantu kental yang terlihat seperti kombinasi The Amityville Horror dan Poltergeist ada unsur demonic possession yang berujung exorcism seperti halnya The Exorcist, dan jika kamu melihat koleksi benda-benda angker milik Ed dan lorraine itu sedikit banyak mengingatkan pada serial televisi klasik Friday the 13th: The Series plus sedikit bumbu witchcraft dan kutukan.
Terkadang tak apa menjadi sedikit tamak selama kamu tahu apa yang kamu lakukan, dan Wan jelas tahu bagaimana memblender semua bumbu-bumbu klasik tersebut menjadi sebuah sajian horor lezat dengan sari pati Insidious yang kental bersama scoring menyayat garapan Joseph Bishara dan signature Wan macam creepy doll dan scary grandma yang sudah dibawanya sejak SAW dan Dead Silence.
Kisahnya sendiri mengisahkan tentang Roger Perron (Ron Livingston) beserta istri dan kelima puterinya baru saja pindah ke sebuah rumah tua yang terletak di kawasan terpencil di Harrisville, Rhode Island. Tentu saja mereka berharap akan memulai sebuah hidup baru yang bahagia di rumah tersebut, namun bisa ditebak berbagai kejadian misterius mulai terjadi di rumah tersebut.
Semuanya berawal dari kematian anjing mereka, semua jam dirumah yang berhenti tepat pada pukul 3:07, sampai ditemukannya sebuah gudang bawah tanah tersembunyi. Mereka pun perlahan mulai menyadari bahwa ada makhluk halus yang tinggal di rumah tersebut disaat berbagai teror mulai terjadi dan semakin lama semakin dirasa membahayakan bagi mereka.
Mereka pun memutuskan memanggil jasa Ed Warren (Patrick Wilson) dan Lorraine Warren (Vera Farmiga), sepasang suami istri paranormal yang kemampuannya telah diakui dalam mengungkap berbagai kasus supranatural.
The Conjuring memperlihatkan kematangan seorang James Wan. Dengan sabar ia menuntunmu perlahan menuju mimpi terburukmu. Jika kamu menganggap 5 menit opening scene-nya yang menghadirkan “neneknya” Chucky, Annabel sudah cukup menakutkan, maka bersiaplah untuk sesuatu yang lebih besar lagi di sisa 100 menitnya.
Setelah adegan pembukannya The Conjuring bergerak pelan, memperkenalkan karakter-karkaternya melalui dua cerita terpisah dan memastikan bahwa penontonnya tahu apa siapa Ed dan lorraine dan sesuatu yang jahat sedang terjadi di kediaman keluarga Perron yang malang sampai pada akhirnya semuanya bergabung dalam satu titik.
Wan lihai mengeksekusi segalanya, membuat naskah familiar duo Hayes dan kisah nyatanya menjadi jauh lebih mengerikan secara visual. Beberapa momen menakutkannya mungkin sudah pernah kamu lihat; pintu berderit dan terbuka sendiri, suara-suara misterius sampai bayangan-bayangan hitam mengerikan, tetapi tenang saja, dengan sedikit kreatifitas Wan memodifikasi semuanya.
Ia tahu benar bagaimana mempermainkan imajinasi terliarmu ketika membayangkan hal-hal mengerikan yang tidak bisa kamu lihat. Dengan cerdas ia menarik ulur temponya, tidak mau sampai The Conjuring terjerumus menjadi horor murahan yang hanya mengobral penampakan, termasuk menempatkan semua kengerian itu baik CGI maupun non-CGI pada tempat-tempat yang mungkin tidak kamu duga, dan kemudian BOOOO! Jeritan mengerikan itu akhirnya datang tanpa kamu sadari.
Tetap tabah, karena bagian terbaiknya masih belum datang. Anggap saja 30 menit pertamanya sebagai ‘senam’ jantung, puncaknya ada di sisa durasi ketika Wan mulai mengurangi dramanya, memfokuskan semuanya pada horornya tanpa henti yang menguncang adrenalinmu dan efeknya akan dahsyat buat para penonton berhati lemah.
Menonton The Conjuring itu sama seperti memasuki wahana rumah hantu yang dipenuhi dengan jeritan-jeritan mengerikan dan momen jump-scares, tetapi The Conjuring jelas jauh lebih baik dari wahana manapun yang pernah kamu masuki. Mungkin beberapa viral-nya (misalnya peringatan yang ditempel di depan bioskop, saran membawa pendeta) dan beberapa reaksi penontonnya sedikit berlebihan (dari yang W.O sampai pingsan), tetapi faktanya The Conjuring memang sajian menakutkan, dan James Wan sukses mendaramatisasi kisah nyatanya menjadi sajian horor supranatural seru dan cerdas yang nantinya bakal dikenang cukup lama.
Sumber,
Download Single Link [DVDrip}
Jenis: AVI
Resolusi: 320 x 240
Ukuran: 183 mb
Durasi: 2 Jam - 00 Menit - 08 Detik
Link:
Server 1
Download juga
Insidious
Insidious Capter 2
Jenis: AVI
Resolusi: 320 x 240
Ukuran: 183 mb
Durasi: 2 Jam - 00 Menit - 08 Detik
Link:
Server 1
Subtitle :
Nama File : fix-r6-the-conjuring.zip
Bahasa : Indonesia [Manual]
Format : SUB & SRT
Subtitle By: josephermlase
Nama File : fix-r6-the-conjuring.zip
Bahasa : Indonesia [Manual]
Format : SUB & SRT
Subtitle By: josephermlase
Download juga
Insidious
Insidious Capter 2
Tidak ada komentar:
Posting Komentar